Saturday, June 25, 2011

Cerita Lampu Sentir Pagi ini

Lampu senthir alias lampu minyak


Lampu seperti ini mungkin sudah jarang digunakan, kalaupun sering kita jumpai biasanya digunakan untuk souvenir di pernikahan. Seperti punya saya ini, lampu ini saya dapat dari souvenir pernikahan teman saya, kalau foto ini saya ambil sebelum saya gunakan, kalau sekarang, bentuknya sudah tidak karu-karuan, bagian kaca penutupnya sudah hitam legam. haha = D

Pagi ini, lampu kamar mandi mati dan karena saya sudah sangat terlambat bangunnya (seperti biasa) hhihi jadi saya sudah tidak bisa lagi menemukan dimana lilin saya letakan, mungkin juga karena nyawa saya masih separo karena baru bangun tidur. Yang saya temukan justru lampu sentir ini disudut ruangan yang kebetulan beberapa waktu lalu sudah saya isi dengan minyak tanah, tanpa berfikir panjang saya nyalakan lampu sentir yang saya pegang, saya letakan disudut kamar mandi. Karena seperti saya bilang tadi, saya buru-bur jadi saya mandi tanpa memperdulikan lampu senthir yang menyala dengan asap yang lumayan tebal di sudut kamar mandi itu. Selesai mandi, saat saya membuka pintu dan cahaya dari ruang tengah masuk ke dalam kamar mandi, saya terkejut karena seluruh bagian ruangan kamar mandi itu telah dihiasi bercak-bercak kecil hitam angus akibat asap lampu senthir tadi.  Mulai dari dinding, lantai, porselin bak kamar mandi semua terkena sisa asap atau angus tadi.Saya sudah sangat terlambat kalau masih harus menyikat semua hiasan hasil karya asap senthir ini, jadi saya tinggalka nsaja dan akan jadi pekerjaan rumah untuk sore ini.

Karena sepagian ini saya terus memikirkan kamar mandi saya, jadinya saya mengubek-ubek mbah google minya apa yang sebaiknya saya gunakan agar angus dan asapnya tidak terlalu banyak, rupanya minya zaitun ataupun minyak tanah bisa jadi alternatif. Menurut google minya zaitun tidak berasab dan menimbukan aroma esensial serta hasilnya terang, tapi saya belum pernah mencoba, nanti akan saya buktikan. Kalau minya tanah, saya sudah pernah mencoba dan tidak seberapa terang namun asapnya memang tidak terlalu banyak. Setelah saya ingat-ingat lagi, minya tanah yang saya gunakan adalah type minyak tanah curah, kok saya bisa tahu? haha =D beberap hari yang lalu ada liputan mengenai minya tanah curah di TV jadi dijelaskan pula ciri-cirinya, salah satunya dalah minya tidak bening dan sedikit berwarna kecoklatan serta api yang ditimbulkan akan berwarna merah dan berasap.Tapi tentu saja pagi tadi, semua pengetahuan yang saya dapat di telivisi itu sudah tidak mampu terkoneksi dengan otak saya.

Lampu senthir seperti ini padahal waktu kecil sering saya gunakan untuk belajar, dan hasilnya keesokan harinya hidung saya menjadi hitam. Jadi sesampainya dikantor saya teringat saat itu dan langsung memeriksa hidung saya, haha ternyata hidung saya juga terimbas, bukan hanya dinding kamar mandi saja... senthir oh senthir.... +.+



2 comments:

Anonymous said...

isi minyak goreng... apinya kecil tapi nggak brasep.
minyak zaitun mending gw pake untuk pijet deh...

Klita said...

setelah ane fikir-fikir minya zaitun juga mahal..hahhah..tapi kan sekalian aroma terapi..wkwkkw

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 BuzyBugz. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.